Selamat berpuasa ya, teman-teman. Mohon maaf lahir dan bathin :)
Jadi sekarang salah satu hal yang lagi hits di kampus gue adalah OSKM. Belom mulai OSKM nya, tapi persiapannya. Gue sendiri sekarang sedang ikut diklat divisi tata tertib kelompok (taplok) setelah sebelumnya ikut diklat terpusat (meski bolong-bolong :p). Gue ikut diklat terpusat awalnya karena ada perintah wajib ikut diklat terpusat dari himpunan prodi. Tapi udah sampe diklat terpusat, masa sih berhenti sampe situ aja, sayang ah. Lanjut deh sampe diklat divisi.
Tapi kenapa pilih taplok? Banyak alasan kenapa gue pengen jadi taplok, tapi motivasi awal gue sebenernya karena pengalaman dan impresi yang gue dapet sebagai peserta OSKM ITB 2012 tahun lalu. Pas dulu gue ikut OSKM, euforia sebagai mahasiswa baru itu masih berasa banget. Rasanya memegang titel sebagai mahasiswa itu bangga banget deh. Apalagi alhamdulillah bisa jadi mahasiswa di kampus idaman. Excited. Penasaran.
Pas OSKM, gue belom fasih sama daerah kampus. Emang sih gue udah sempat ikut kegiatan matrikulasi fakultas sekitar sebulan, tapi tetep aja masih belom kenal banget gue sama kampus. Nah di OSKM nih, gue 'dikenalkan' sama kampus; budayanya, mahasiswanya, gedung-gedungnya, semuanya. Hari pertama OSKM, impresi awal gue adalah wiiih warna-warni banget ini Sabuga, hahah. Secara waktu itu kita disambut sama sekelompok banyak orang yang pake baju warna-warni -sepengelihatan gue ada biru, putih, merah pada saat itu, tapi setelah lama muncul warna-warna lain: hitam, hijau... Sementara kita, para maba lugu, masih pakai seragam SMA dan mengenakan jaket almamater. Gak lama setelah itu, kita juga melihat ada sederetan orang (kece) di lantai atas Sabuga yang mengibarkan bendera-bendera. Gue awalnya gak tau itu bendera apa hahah, yang gue tau adalah, itu keren! Dan ternyata itu adalah bendera tiga divisi lapangan: taplok, medik, dan keamanan.
Nah gue jadi tau lebih banyak tentang acara OSKM ini ketika interaksi sama taplok! Wihi! Gue kelompok 50! Langsung deh taplok-taplok gue dengan senang hati menjadi teman dan mentor kami selama OSKM. Merekalah yang pertama kali cerita ke kami, bagaimana sih kemahasiswaan di ITB, apa itu himpunan, apa itu KM-ITB, kayak apa mahasiswa ideal, dll. Mereka yang pertama kali cerita ke kami pengalaman pribadi mereka sebagai mahasiswa di ITB, gimana pergaulannya, gimana kegiatan akademiknya, dll. Mereka yang pertama kali menjadi teman kami. Nggak salah kalau dibilang taplok adalah keluarga pertama maba, because they really behaved as our own family. Tiap malem ngecek kita udah sampe kos apa belom, sakit apa enggak. Yaa mungkin, mungkiiiin, mereka melakukan itu karena memang tugas taplok seperti itu. Tapi gue yakin kok taplok gue (dan sebagian besar dari mereka) beneran care... (iya kan, Kak?!) Nah ini, salah satu kenapa gue tertarik menjadi taplok!
|
Gocap! |
Selain taplok, ada dua divisi lapangan lain yang gue tau, keamanan dan medik. Divisi taplok namanya adalah Jaya Kirana, divisi keamanan adalah Agnibrata, dan divisi medik adalah Sandya Samana. Yang sering gue lihat dari medik dan keamanan adalah kerja mereka itu mengawal kita saat mobilisasi. Bedanya, keamanan itu mengawal sambil bilang "FOKUS YA MBAK, DIPERCEPAT, TEMPEL DEPANNYA!" sementara kalau medik bilangnya "Adek, kalo nggak kuat keluar dari barisan aja, ya". Alhamdulillah gue gak pernah ke medik waktu itu dan gak pernah kena masalah juga sama keamanan. Jujur ya menurut gue keamanan itu emang kece banget, apalagi dengan baju warna merahnya. Tapi udah ketauan pasti diklatnya menguras tenaga banget deh haha. Medik yang gue kira diklatnya lebih jinak daripada keamanan, ternyata sama beratnya -bahkan mungkin lebih berat! Semangat deh ya untuk kita semua!
Balik ke ingatan gue tentang OSKM. Selama OSKM, kita banyak dikasih materi kemahasiswaan oleh taplok. Sejujurnya ya gue kira materi ini ya.... materi. Untuk kita ketahui, pahami, dan harapannya diaplikasikan. Yang gue gak tau ya kalo ternyata setelah itu akan ada tes! Tes akhir!! Dan nggak tanggung-tanggung yaa yang ngetes itu adalah... *jeng jeng jeng* massa kampus. He eh. Massa kampus, dengan jaket himpunan dan unitnya masing-masing. Sejujurnya gue deg-degan banget, karena gue belom pernah berinteraksi dengan orang sebanyak itu, di forum sebesar itu, dan meski gue sudah berusaha memahami materi sebaik-baiknya, nggak ada jaminan lidah gue gak kelu saat ditanyai massa kampus nanti.
Jeng jeng, waktu interaksi pun telah tiba. Dan dari segala posisi gue pas banget lah barisnya di ujung kanan paling depan! Banyak yang bilang justru di baris paling depan itu aman, tapi apa iya? Makin nervous lah gue waktu datang segerombolan orang yang memakai jaket warna-warni -jaket himpunan. Satu warna menandakan satu himpunan. Kalo di Sabuga gue tercengang sama warna-warninya panitia, sekarang gue takjub ngeliat begitu banyak lagi warna-warna yang ada: variasi warna biru dari biru dongker sampai biru laut dan langit, warna merah dari merah maroon sampai merah terang, warna hitam dan putih, sampai warna kuning. Taplok gue udah ceritain gue tentang himpunan di ITB itu kayak gimana, tapi ngeliat versi nyatanya dalam skala besar kayak gini bener-bener bikin gue takjub hahah. Sebegitu pluralnya loh kampus ini. Arogansi himpunan yang santer terdengar bukan gak mungkin beneran ada. Karena ini benar-benar plural, berbeda, dan gue terkesan karena di OSKM ini, gue melihat segala perbedaan ini bersatu.
Dipimpin moderator, forum dibuka. Sesi tanya jawab -lebih tepatnya massa kampus bertanya dan kami menjawab- berlangsung. Gue sendiri sempat angkat tangan mencoba menjawab, eh nggak kena. Hehe lega juga sih :p Sebenernya pertanyaannya standar, nggak melenceng dari materi, tapi tetep aja kesan gue terhadap mereka itu wow banget jadi bawaannya tegang, hahah. Dan mereka bicaranya tegas, padat, jelas. Dan ekspresi wajahnya... ya gitu, hahah.
Gak cuma interaksi dengan massa kampus yang bikin wow. Orasi danlap juga wow. Gue gak terbiasa mendengar orasi danlap, bahkan kayaknya itu pertama kalinya buat gue.
"DUA RIBU DUA BELAS. TUTUP MATA. TUTUP TELINGA. DAN TUNDUKKAN KEPALA KALIAN!"
Kalo danlap udah memberi komando seperti itu, semua nurut. Setelah beberapa saat, akan ada komando lagi untuk membuka mata dan telinga, dan menegakkan kepala kami. Biasanya yang terjadi adalah pergantian tokoh yang berdiri di depan kami. Misalnya tadi danlap apa, sekarang danlap apa. Namanya juga orasi, pasti lantang, keras, kencang. Khas banget ya, nada orasi itu. Inti dari orasi danlap itu sebenarnya ya nggak lain mengingatkan kalau kita ini udah mahasiswa, terus mau apa? Mengingatkan kalau kami ini Putra Putri Garuda dan kami ini ditunggu rakyat.
Gak cuma itu. Yang paling wow dari segala yang wow adalah saat kami benar-benar disambut oleh massa kampus. Kami dimobilisasi dari Sabuga menuju boulevard melalui tunnel. Nah pas keluar dari tunnel, kami disambut dengan beragam spanduk 'unik' yang bertebaran. Gak hanya tulisan di spanduknya yang menggelitik, tapi juga teriakan dari para senior kami.
"KALIAN KIRA JADI MAHASISWA ITU ENAK APA?"
"TERUS KALO UDAH JADI MAHASISWA, MAU NGAPAIN?"
"KALIAN TAU GAKSIH HARGA TAHU TEMPE SEKARANG BERAPA?!"
Dan berbagai teriakan lainnya. Dan akhirnya gue ngerti kenapa kami terus-terusan disuruh 'tempel depannya' oleh keamanan. Selama mobilisasi gue hanya bisa melirik ke kanan-kiri gue sambil berusaha tetap fokus dan jalan cepat. Gue terpana banget, ngeliat kanan-kiri gue penuh, penuuuuuuh banget sama orang-orang berjahim, meneriaki kita. Warna-warni! Nah, pas udah sampai di boulevard, kami disambut lagi oleh kibaran bendera-bendera. Kali ini bendera-bendera himpunan dan unit mahasiswa. Keren banget!
Dan pada akhirnya, tibalah di penghujung acara, closing OSKM ITB 2012. Bagus. Banget. Ketika kita menyanyikan kembali lagu Mentari, bersama-sama meneriakkan salam kebanggaan kami, Salam Ganesha, hingga akhirnya panitia menerbangkan ratusan lampion yang indah di belakang kami. Gue nangis.
Cerita di atas itu sebenarnya gak sesuai urutan acara yang sebenernya, haha udah lupa :p Untuk lebih jelasnya tentang
bagaimana 'wah' nya acara penyambutan mahasiswa baru ini beserta
spanduk-spanduk besarnya, indahnya malam penutupan OSKM, coba lihat video OSKM ITB 2012 persembahan
dari Liga Film Mahasiswa ITB ini:
Intinya, buat gue, yang dulu adalah mahasiswa baru, acara seperti ini megah sekali. Senang rasanya, terharu, karena kalau dipikir-pikir acara sebesar ini pasti direncanakan jauh-jauh hari, dengan matang, dikonsep sedemikian rupa, hanya untuk kami, 2012. Acara ini bikin capek, tapi nyenengin banget. Berinteraksi dengan taplok yang fun banget, kenalan sama teman-teman dari fakultas lain, ini berharga sekali.
Gue merasa acara ini ada esensinya kok, bukan sekedar seremonial belaka. Dan gak ada tuh yang namanya kekerasan. Belakangan gue tau kalo ternyata sejarah OSKM di ITB ini panjang sekali, bahkan sempat jadi acara ilegal di tahun-tahun dulu. Pendapat orang-orang tentang event ini juga beragam. Tapi gue pribadi senang dengan acara ini. Interaksi dengan massa kampus menurut gue gak sekedar untuk keren-kerenan. Segala spanduk itu juga menurut gue gak nyampah. Sesungguhnya ya segala tulisan-tulisan itu, sindiran mereka, benar-benar membuat gue sadar kalo gue ini udah mahasiswa. Gue seharusnya sudah tahu banyak. Dan jujur gue gatau saat itu harga tahu tempe berapa. Acara kayak gini pasti dikonsep untuk memberi faedah kok. Gue inget kata-kata pendiklat gue saat sebuah diklat malam pada hari Minggu lalu: Pendiklat itu gak mungkin ngasih kalian racun! Urgensi kemahasiswaan itu, ya penting. Urgent. Acara kayak gini nih salah satunya yang jadi pengingat.
Tulisan ini gue buat hanya untuk mengenang kembali OSKM yang pernah gue rasain sebagai mahasiswa baru itu kayak apa. Ya yang gue harapkan sih gue gak tergugah, sadar, pada saat itu aja. Status gue sekarang mahasiswa tingkat dua, calon taplok. Yang seharusnya mengajarkan, bukan diajarkan. Yang seharusnya menggugah, yang seharusnya menginspirasi. Yah semoga ini gak sekedar wacana gue aja ya...