Search

Content

September 02, 2010

Positif!

Selamat malam! Akhirnya libur telah tiba! Merdeka! Dua minggu libur insya Allah cukup untuk mengistirahatkan jiwa dan raga dari Jakarta untuk sementara! Pulang kampung! Kudus, saya datang!

Kalau sudah bicara pulang kampung berarti mau lebaran, ya. Ramadhan sudah memasuki minggu terakhir! Jadi...

Selamat Hari raya Idhul Fitri! Mohon maaf lahir dan batin!

Selamat hari raya, ya, untuk semuanya! Yang kenal yang nggak kenal yang penting yang merayakan semuanya selamat hari raya! Oh, tapi minta maaf nya untuk semua, ya, yang merayakan maupun yang tidak!

Nah, soal maaf dan memaafkan nih. Jadi ingin bercerita. Saya jadi ingat, saya pernah bermasalah dengan blog saya tercinta ini. Yaa memang bukan blognya yang bikin salah, sih. Tapi saya. Maaf ya, blog, saya pernah menodaimu dengan kalimat-kalimat yang... yaa pokoknya saya menyesal pernah menulis itu! Tapi tidak pernah saya hapus postingannya. Masih ada, kok. Intinya ya di postingan itu saya bercerita. Saat saya menulis, berarti saya memang ingin menulis. Entah bagaimana gaya penulisan saya -kalau rapi seperti ini, yang seperti sudah saya katakan, berarti saya sedang dalam mood ingin menjadi jurnalis; biasa saja, berarti saya sedang bercerita tentang teman-teman saya!; dengan Bahasa Inggris, berarti saya teringat ambisi saya mendapat beasiswa- yang jelas saya sedang dalam mood menulis, saat saya sedang berada dalam mood tertentu, entah apa itu tulisannya -menarik atau tidak, penting atau tidak. Mood pribadi itu berdampak pada tulisan, kan?

Nah, anggaplah saya sedang berada dalam mood yang tidak bagus, akhirnya berdampak pada tulisan saya. Karena, toh saya juga butuh pelampiasan. Tapi setelah membuat postingan itu, melihat efeknya... kok saya justru menyesal, ya. Saat membaca ulang, saya merasa saya bodoh sekali membuat tulisan itu. Tapi setelahnya saya mendapatkan reaksi dari seseorang yang sebenarnya tidak saya harapkan -bukan orangnya, tapi reaksinya. Kata maaf. Dan setelah itulah saya semakin merasa menyesal telah membuat postingan itu. Duh.

Kalau orang lain merasa senang ketika seseorang meminta maaf, kok saya malah jadi... bingung? Karena saya merasa saya seharusnya bisa menguji diri sendiri, seberapa lama saya menahan pikiran saya sebelum akhirnya saya tuangkan dalam tulisan untuk publik? Permintaan maaf itu seolah sempat menampar saya, karena saya terharu. Tulisan itu hanyalah pelampiasan, tetapi besar sekali hati orang itu untuk meminta maaf padahal dia tidak tahu pasti apa maksud saya sebenarnya? Saya jadi iri*. Ingin sekali saya memiliki hati sebesar itu. Ketika saya tahu saya masih butuh waktu untuk memiliki hati sebesar itu, saya mencoba menjadi pemaaf. Secara teori lebih mudah mana, sih, meminta maaf atau memaafkan? Kok menurut saya lebih mudah memaafkan, ya? Meminta maaf itu sulit, lho. Yaa namanya juga pemula, belajar dari yang lebih mudah dulu, kan? Sedang dalam proses.

Namun yaa lepas dari soal maaf ini, kembali ke postingan itu, kenapa saya menyesal. Teman saya itu bisa meminta maaf, dengan kebesaran hatinya. Saya seharusnya juga bisa menahan diri dengan kesabaran, ya? Karena akhirnya segala pelampiasan yang saya keluarkan -bukti nyata adalah postingan tersebut- saya justru jadi tidak tenang. Maka itu saya berusaha memiliki sifat dan fikiran ini agar saya tenang: kesabaran, yang membuat saya berfikir ke arah positif agar menjadi sabar, sehingga akhirnya saya bisa menjadi seorang pemaaf, dan akhirnya fikiran positif itu menjalar sehingga saya berani untuk meminta maaf! Hal seperti itu saja masih terasa sulit bagi saya. Padahal kalau saya benar-benar berhasil mencapai itu, mungkin saya bisa menjadi orang yang lebih baik, ya? Menjadi orang yang lebih positif, memikirkan hal-hal yang positif?

Hal positif itu selalu berakibat hal yang positif juga, ya. Tapi, kalau ganteng itu relatif, positif relatif juga atau mutlak? Takut salah sasaran mengincar hal positif, nih.

P.S: Tanda bintang setelah kata iri itu sebenarnya tanda bahwa saya merujuk ke postingan saya sebelumnya. Terima kasih!

Semoga harimu indah!

0 comments:

Posting Komentar

Share your thoughts, questions, anything! :)

Tick Tock

Blog Archive

Follow Who?

Diberdayakan oleh Blogger.